HIKMAH DI SEBALIK WABAK COVID-19
Shah Waliyullah Rh. Alaih menulis dalam kitab Hujjatullahil Balighah bahawa bala dan musibah yang menimpa orang mukmin akan bertukar menjadi asbab khair (kebaikan) dan ditulis pahala kepadanya disebabkan EMPAT wujuhat (sebab):
1.) Musibah yang memimpanya akan menjadi kaffarah (penghapus dosa2nya) dan menjadi asbab darjahnya diangkat oleh Allah SWT. Sebab itulah musibah yang menimpanya menjadi asbab khair kepadanya. kadang-kadang manusia akan tawajjuh kepada amal kebaikan yang menyebabkan rahmat Ilahi akan tawajjuh kepadanya walaupun dengan tuntutan umur takwini nampak seolah mereka dihimpit kesempitan namun sebenarnya rahmat Allah sedang semakin sempurna sedang fokus terhadapnya Maka rahmat itu akan menghapuskan segala dosa-dosanya dan digantikan dengan kebaikan.
2. Dengan terkena bala dan musibah, akan menyebabkan seseorang itu akan mengambil pelajaran drp peristiwa itu dan menyebabkan kecenderunganya terhadap dunia akan terhakis, maka dengam sebab itulah ianya akan menjadi asbab khair dan akan menjadi pahala. Bila mana musibah menimpa manusia, maka mereka akan dapati bumi ini menjadi sempit baginya walau hakikatnya luas yang akhirnya menatijahkan islah bagi nafsunya. kecintaan kepada dunia akan semakin berkurang dan hatinya tidak akan dapat menampung selain cinta dan rahmat Allah. maka dengan cara ini penderitaan yang menimpa dirinya akan menjadi asbab khair. Berlainan dengan orang kafir bila ditimpa musibah mereka hanya akan menghitung kerugian yang terjadi disebabkan musibah yang menimpa mereka dan musibah itu hanya akan menambahkam penderhakaan kepada Allah dan tidak menjadi asbab khair kepadanya.
Dalam hadith ada menyebut bila mana orang mukmin tertimpa penyakit kemudian Allah menyembuhnya maka sakit itu akan menjadi kaffarah pada dosa lampaunya dan menjadi pengajaran pada dirinya. Manakala seorang munafik yang terkena bala serta musibah adalah seperti seekor unta yang diikat dan kemudian dilepaskan malah ia tidak tahu kenapa ia diikat kemudian dilepaskan.
(Misykat Kitabul Janaiz)
3. Bila seseorang tertimpa musibah seperti terkena apa-apa penyakit, maka tubuhnya akan menjadi lemah lalu menyebabkan dalaman yang sebelum ini menghairahkannya untuk berbuat dosa turut akan menjadi lemah dan berkurang. Maka dengan sebab ini ianya menjadi sebab khair (kebaikan) dan akan dikira sebagai pahala. Semakin lemah seseorang itu disebabkan sakit, berkadarkan itu dosa seorang yang sakit juga akan berkurang. Sepertimana kita melihat seorang yang jatuh sakit akan berkuranglah keinginan untuk berjimak dengan isteri dan sifat panas baran yang ada padanya dahulu akan hilang, akhlaknya akan berubah, banyak perkara yang lepas akan luput dari memorinya dan dia tidaklah seperti dia sebelum sakit. Khulasahnya musibah sakit yang menimpanya menyebabkan dosanya akan berkurang dan sakitnya itu menjadi asbab khair pada kehidupannya.
4. Disebabkan bala dan musibah yang menimpa seseorang di dunia menyebabkan kaffarah terhadap dosanya yang lampau dan yang demikian itu akan menjadi asbab khair (kebaikan) dan menjadi pahala pada dirinya. Bilamamana seorang mukmin ditimpakan bala di dunia ini, yang demikian itu adalah balasan terhadap dosanya di dunia ini. Seolah-olah dia dibersihkan dulu di dunia ini sebelum sampai di akhirat dalam keadaan yang suci dan bersih.
Dalam riwayat Bukhari ada satu hadith:
من یرد الله به خیرا یُصَب منه
Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan darinya, maka Allah menimpakan musibah kepadanya. (Misykat, Kitabul Janaiz)
Dan dalam satu lagi riwayat Tirmizi menyebut:
Bila mana Allah menginginkan kebaikan pada seseorang, maka Allah SWT segerakan di dunia ini dengan memberi hukuman di dunia ini (terhadap dosanya), dan apabila Allah ingin bermuamalah buruk kepada seseorang, maka Allah SWT akan menahan azab terhadapnya di dunia ini supaya dia akan dikenakan azab yang penuh pada hari qiamat kelak. (misykat)
Satu lagi riwayat Tirmizi:
لایزال البلاءُ بالمٶمن فی نفسه وماله وولده حتی یلقی الله تعالی وما علیه من خطیئة
Bala yang berterusan akan menimpa diri orang mukmin, harta dan anak-anaknya sehinggalah dia berjumpa dengan Allah dalam keadaan yang mana tiada dosa ditulis baginya.
Zahirnya perkara ini merupakan satu faedah yang sempurna kepada orang mukmin yang mana dosa-dosanya di dunia ini telah pun dipadam maka dengan sebab itulah segala musibah dan bala yang menimpanya akan menjadi asbab khair dan ditulis pahala untuk dirinya.
SUMBER : Rahmatullahil Wasi`ah Syarah kepada Hujjatullahil Balighah oleh Maulana Mufti Saed Ahmad Palanpuri DB.
Ulasan
Catat Ulasan